Tugas 4 Manusia dan Penderitaan
1. Apa bentuk penderitaan yang pernah dialami ?
a. Apa bentuknya ?
b. Bagaimana mengatasinya ?
Jawab :
Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan “risiko” hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagaiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bermakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dariNya. Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan. Banyak macam kasus penderitaan sesuai dengan liku-liku kehidupan manusia.
Penderitaan yang pernah saya alami merupakan penderitaan psikis. Saya dulu pernah mengalami suatu keadaan dimana tidak ada rasa kepercayaan diri sama sekali dalam hidup saya. Itu semua berawal dari keadaan fisik saya yang gemuk. kira-kira berat saya dahulu 80 kg untuk tinggi 160. Setiap keluar rumah saya merasa tidak percaya diri dan minder berada di sekitar orang-orang yang berpenampilan cantik dan menarik, saya seperti bahwa diri saya ini makhluk lain yang berada di tempat yang salah. Setiap kali ingin membeli baju, rasanya sulit sekali mencari baju untuk ukuran saya. Ruang untuk berkreasipun menjadi sempit bagi saya karena rasa ketidak percayaan diri itu, mulai takut dengan orang yang memandang diri saya sebelah mata. Yang saya lakukan hanyalah berdiam diri di kamar kecuali pergi kesekolah. Teman yang saya miliki bahkan hanya bisa di hitung dengan jari, bahkan teman lelakipun enggan bergaul dengan saya, sehingga jika saya menyukai seseorang, rasa itu saya pendam dalam-dalam dan saya hanya dapat mengaguminya saja. Saya juga merasa masa remaja bagi saya hanyalah membuat hidup saya menderita saja.
Setiap saat saya melihat ke cermin, tidak ada perubahan yang berarti dalam diri saya. Hingga suatu saat saya menginjak bangku SMA saya di pertemukan dengan teman-teman atau yang bisa di katakan sahabat bagi saya. Kami selalu bersama, saling memberikan dukungan satu sama lain, saling bertukar pikiran meski terkadang kami sempat mengalami berbagai masalah namun tetap kami hadapi dengan tenggang rasa dan semua kembali memakluminya sebagai sesama makhluk Tuhan yang kurang sempurna. Dari situ saya merasa bahwa diri saya kini tidak sendirian lagi, apa yang saya bicarakan mulai di dengar, apa yang saya kerjakan mulai mendapat sorotan. Itu semua berkat beradanya orang-orang yang peduli dan sayang pada saya di tambah kedua orangtua saya yang tiada hentinya memberikan spirit dalam hidup saya.
Saya mulai melakukan aktivitas baru saya yang kini menjadi rutinitas wajib bagi saya. Pergi ke gym seminggu dua kali untuk membakar lemak, berenang di setiap minggu bersama sahabat saya itu. Kini saya tidak perlu takut lagi akan keluar rumah bersama teman bahkan sendirian. Karena saya yakin akan perubahan, saya percaya saya bisa berubah kearah yang lebih baik lagi ketimbang terus berpikir pada suatu keadaan yang menyesakkan. Alhasil keparcayaan diri saya kembali pada posisinya yang lebih baik, semangat untuk berubah membuat berat bada saya menjadi turun hingga 10 kg, walaupun tak begitu drastis tapi kebahagiaan menyambut hidup baru itu yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Kini saya bebas berteman dengan sipa saja baik itu laki-laki atau perempuan, dan kinipun saya sudah mempunyai seorang kekasih yang sangat mencintai saya apa adanya meski ia sedang berada jauh di negeri kincir. Tetapi sekarang zaman sudah canggih, untuk berkomunikasi dengan banyak orang sekarang terdapat banyak social networking yang menjamur di internet. Saya menjadi semakin yakin dan percaya diri akan apa yang saya lakukan. Apalagi di tambah berbagai fitur handphone yang menawarkan berbagai fasilitas untuk berkomunikasi. Komunikasi juga merupakan bagian terpenting yang tidak bisa lepas, bayangkan jika saya tetap menjadi diri saya yang dulu, mungkin saat ini saya tidak dapat menceritakan atau berbagi masalah penderitaan yang pernah saya alami itu.
Baik dalam Al Qur’an maupun kitab suci agama lain banyak surat dan ayat yang menguraikan tentang penderitaan dan memperjuangkannnya kearah yang lebih baik. Misalkan saja dalam surat Al.Insyiqoq:6 (q) dinyatakan “manusia ialah makhluk yang hidupnya penuh perjuangan. Ayat tersebut harus diartikan, bahwa manusia harus bekerja keras untuk dapat melangsungkan hidupnya. Untuk kelangsungan hidup ini manusia harus menghadapi alam (menaklukan alam), menghadapi maysarakat sekelilingnya, dan tidak boleh lupa untuk bertaqwa terhadap Tuhan. Apabila manusia melalaikan salah satu darinya, atau kurang sungguh-sungguh menghadapinya, maka akibatnya manusia akan menderita.
Begitulah cara saya menghadapi penderitaan psikis yang pernah saya alami pada masa remaja dahulu. Saya kini tidak pernah takut akan merasakan kesedihan atau keterpurukan sekalipun, bukan karena sombong tapi karena saya yakin saya bisa memperjuangkan hidup saya kearah yang lebih baik dengan bersosialisasi dengan banyak orang dan tetap bertaqwa kepad Allah swt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar