Welcome

Senin, 03 Oktober 2011

Fenomena Sosial Malam di Jakartaku


Selain menjadi ibu kota, Jakarta juga merupakan kota tujuan bagi orang-orang yang ingin mengadu nasibnya. Tidak sedikit dari meraka malah justru terpuruk atau bahkan tidak mempunyai tempat tinggal setelah sampai di Jakarta, mereka tersebut yang kurang mempunyai kemampuan/skill, mental yang kuat, suatu tekad yang cemerlang, dan jiwa sosialisasi yang kuranglah yang kalah oleh keadaan, hasilnya mereka memilih untuk “pulang kampung” dengan tangan kosong.
Pagi-pagi pukul 07.00 Jakarta sudah penuh sesak oleh kendaraan roda dua hingga roda empat, berebut jalan untuk menuju lokasi kerja mereka, setelah pukul 05.00 arus balik kendaraan pun masih banyak. Itu merupakan rutinitas yang biasa di lakukan oleh sebagian penduduk Jakarta. Tapi tak sedikit dari penduduk Jakarta yang melakukan kegiatan sosialnya pada malam hari, bagi mereka bekerja atau berorganisasi tidak memerlukan waktu. Waktu hanyalah sebuah peringatan kecil yang menunjukkan kapan mereka harus beristirahat tapi tanpa berhenti.
Jika mendengar dengan kegiatan malam Jakarta, kebanyakan orang mempunyai persepsi negatif. Tapi tidak semua warga Jakarta yang masih berada diluar rumah itu melakukan aktivitas negative. Kemacetan yang demikian parah dan kesibukan pekerjaan serta aktivitas bisnis yang luar biasa terkadang tidak memungkinkan mereka untuk pulang kerumah.
Misalkan saja golongan Eksekutif Muda, di pusat kota Jakarta terdapat banyak kawasan perkantoran. Karyawannya yang kebanyakan eksekutif muda lajang sering menghabiskan malam disebagian hari-hari mereka untuk bekarja keras, sementara malam di hari-hari lainnya di habiskan untuk bersenang-senang. Kemacetan yang semakin parah membuat mereka enggan cepat pulang, karena waktu mereka akan habis di perjalanan dan hanya akan membuang-buang waktu saja. Mereka merasa lebih baik waktu tersebut dimanfaatkan daripada harus habis dijalan. Jika masih ada pekerjaan yang perlu dibahas dan harus segera di selesaikan bersama dalam pertemuan setelah jam kerja, mereka para eksekutif muda lajang ini biasanya mengambil lokasi di kafe atau restoran cepat saji yang buka hingga larut malam. Rapatpun dilanjutkan dengan ditemani oleh secangkir kopi dengan suasana yang santai. Setelah kemacetan berkurang, barulah mereka akan pulang kerumah. Di Jakarta juga tak sedikit kafe atau restoran yang buka 24 jam sehari. Para karyawan yang sedang melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yakni S2 biasanya mengambil kelas malam atau sabtu/minggu. Diperkuliahan S2 biasanya banyak mendapat tugas individu atau kelompok. Tugas yang harus dikerjakan secara berkelompok cenderung membuat mereka tak punya banyak pilihan waktu karena selain malam hari yang agak larut itu, mereka sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
Seperti juga eksekutif muda atau para mahasiswa S2, professional yang memiliki jabatan lebih tinggi, lebih berumur, dan sudah berkeluarga, juga melewatkan kehidupan sosial malam di Jakarta dengan melanjutkan pekerjaan atau yang biasa dikatakan lembur dengan beberapa rekan kerjanya. Namu lain halnya dengan para eksekutif muda yang senang berkumpul atau senang-senang di tempat lain selain di kantor, para professional cenderung lebih suka mengerjakannya di kantor saja.
Selain kegiatan orang-orang yang sibuk di bidang pekerjaan mereka yang membutuhkan waktu lebih tersebut, ada banyak juga komunitas yang justru berkumpulnya pada saat malam hari. Kebanyakan komunitas tersebut di pimpin oleh remaja-remaja yang pada siang harinya menghabiskan waktu disekolah mengerjakan soal-soal yang membuat mereka agak bosan. Komunitas tersebut sangat mudah di jumpai di belahan kota Jakarta. Seperti halnya komunitas skate, komunitas motor-motor besar, komunitas sepeda, mereka tidak segan untuk menandai tutorial mereka masing-masing jika dirasa itu perlu. Mungkin seperti ingin menonjolkan siapa diri mereka di mata publik malam. Banyak juga wisata kuliner yang justru buka pada tengah malam, misalnya saja makanan betawi, cina, dan makanan lokal lainnya.
Dan tidak ketinggalan tentunya yang paling terlintas di benak orang-orang tentang kehidupan sosial di Jakarta salah satunya adalah banyaknya club malam atau bar yang berisi wanita pekerja sex komersial yang didatangi oleh pria-pria hidung belang yang merasa kesepian. Selain di bar malam, tapi masih banyak juga yang menjajakan diri dipinggir jalan, ini yang membuat musuh besar pemuda bangsa bersarang, yaitu seks bebas dan narkoba. Tapi saya tidak akan mebahas itu banyak-banyak, karena tentu para pembaca juga sudah mengetahui hal-hal yang terjadi. Saya hanya mencoba untuk meluruskan hal-hal yang di anggap negative. Karena bagaimanapun kehidupan seorang individu itu tak luput dari kegiatan sosial, jika seorang individu mampu menguasai dirinya dan mampu memimpin dirinya dari kehidupan sosial yang negative maka ia tak perlu takut akan terjerumus ke hal-hal negative tersebut. Jika tidak ingin mengalami sesuatu hal yang pahit, maka belajarlah dari pengalaman pahit seseorang. Pastikan hari ini lebih baik dari kemarin dan besok akan lebih baik dari hari ini. Saya Hayyu Saputri seorang mahasiswi teknik industri dengan sengaja membuat tulisan ini untuk suatu kepentingan tugas dari mata kuliah ILMU SOSIAL BUDAYA, bila terdapat kata yang menyinggung saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, karya terbesar adalah karya yang mampu membuat banyak respon.

Tidak ada komentar: